Wanita Pemberi yang hidup di zaman Rasullah SAW, demi kecintaanya terhadap Allah SWT
Ummu
Kultsum binti Uqbah bin Abi Mu'aith
(Puteri-puteri Teladan Dalam Islam)
(Puteri-puteri Teladan Dalam Islam)
Kehidupannya (Ummu Kultsum) adalah
contoh pengorbanan dan
jihad fi sabilillah (di jalan
Allah). Dalam Thabaqaat Ibnu Sa'ad
berkata :"Dia adalah wanita
pertama yang hijrah ke Madinah setelah
hijrah Nabi SAW dan para
shahabatnya. Kami tidak mengetahui seorang
wanita Muslim Quraisy yang keluar
dari kedua orang tuanya dan hijrah
kepada Allah dan Rasul-Nya, kecuali
Ummu Kultsum."
Dia keluar dari Mekkah sendirian dan
ditemani oleh seorang
laki-laki dari Khuza'ah hingga tiba
di Madinah pada waktu gencatan
senjata. Dia dikejar oleh kedua
orang saudaranya. Kedua orang itu
tiba pada hari kedua setelah
kedatangannya. Keduanya berkata :"Hai
Muhammad, kami menuntuk syarat, maka
penuhilah syarat itu." Maka
Ummu Kultsum berkata :"Wahai,
Rasulullah, aku seorang wanita. Wanita
itu lemah. Aku khawatir mereka
mengganggu dalam agamaku,sedangkan aku
tidak sabar, sehingga Allah
membatalkan janji pada wanita."
Kemudian Allah SWT menurunkan ayat
Imtihan (ujian) dan
memutuskan dengan keputusan yang
mereka sama-sama menyepakatinya.
Disebutkan :"Hai, orang-orang
yang beriman, apabila datang berhijrah
kepadamu wanita yang beriman, maka
hendaklah kami uji (keimanan)
mereka...." dan seterusnya, dua
ayat (QS. Al-Mumtahanah, 60:10-11)
Kemudian Rasulullah SAW menguji dia
dan wanita-wanita sesudahnya :
"Tidaklah kalian keluar,
kecuali karena cinta Allah dan Rasul-Nya
serta Islam, bukan karena cinta
suami dan harta." Apabila mereka
mengatakan hal itu, maka mereka
tidak dikembalikan.
Ibnu Sa'ad berkata : Karena tidak
mempunyai suami di Mekkah,
maka dia pun dinikahi oleh Zaid,
Az-Zubair, Abdurrahman bin Auf, lalu
Amru bin Ash, kemudian wafat sebagai
isterinya.
Sesungguhnya, ketika masih muda dan
belum menikah, dia tidak
pernah berpisah dari ayah-bundanya. Kemudian
iman memasuki hatinya,
maka dia keluar dari Mekkah
sendirian dan hijrah kepada Allah dan Rasul-
Nya SAW. Kedua saudaranya mengejar
untuk mengajak dia kembali.
Pada waktu itu Rasulullah SAW telah
berdamai dengan Quraisy
pada persetujuan Hudaibiah dengan
syarat beliau setuju mengembalikan
orang-orang Muslim yang datang
kepada mereka. Ketika para wanita datang
kepadanya, Allah tidak setuju Nabi
SAW mengembalikan kepada kaum Musyrikin,
maka turunlah ayat-ayat yang
menyuruh menguji mereka :(Maka ujilah keimanan
mereka) dengan bersumpah :Apakah
mereka wanita Muslim yang sebenarnya atau
tidak ?
"Adalah Ummu Kultsum binti Uqbah
bin Abi Mu'aith termasuk orang-
orang yang keluar kepada Rasulullah
SAW dan waktu itu dia masih muda belia.
Kemudian keluarganya datang meminta
kepada Rasulullah SAW agar mengembalikan
kepada mereka, sehingga Allah SWT
menurunkan ayat-ayat tentang wanita-wanita
beriman." (HR Bukhari dari
Al-Miswar bin Makhramah)
Dalam Siyar A'laamin Nubala', Imam
Adz-Dzahabi berkata :Ummu Kultsum
bin Uqbah bin Abi Mu'aith masuk
Islam dan berbai'at. Dia tidak sempat hijrah
hingga tahun 7 Hijriah, dan
keluarnya di jaman perdamaian Hudaibiah. Kedua
saudaranya adalah :"Al-Walid
dan Ammaroh.
Ummu Kultsum lulus dalam ujian dan
berhasil menyelamatkan agamanya
dari kaumnya. Diriwayatkan :Ujian
itu dilakukan dengan cara mengucapkan
sumpah :"Aku tidak
keluar,kecuali karena mencintai Allah dan Rasul-Nya, dan
aku tidak keluar untuk mencari dunia
maupun membenci suami." Ada yang menga-
takan :"Kami bersaksi dengan
perkataan yang baik. Aku telah bersaksi di
hadapan beberapa saksi :
Sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan bahwa
Muhammad adalah Rasulullah
SAW."
Ummu Kultsum mempunyai kedudukan mulia
di antara kaum Muslimin. Hal
itu menjadi jelas dari riwayat
sebagaimana dalam Al-Ishaabah dan diriwayat-
kan oleh Ibnu Mandah, bahwa Umar bin
Khaththab r.a. bertanya kepada Ummu
Kultsum binti Uqbah, isteri
Abdurrahman bin Auf :"Apakah Rasulullah SAW ber-
kata kepadamu :"Nikahilah
pemimpin kaum Muslimin, Abdurrahman bin Auf ?"
Ummu Kultsum
menjawab:"Ya."
Haditsnya terdapat dalam Shahihain dan
ketiga kitab Sunan, dia
berkata :"Aku tidak mendengar
Nabi SAW mengizinkan suatu dusta dalam
perkataan yang diucapkan orang-orang,
kecuali dalam tiga perkara....
alhadits." Nasai meriwayatkan
sebuah haditsnya yang lain dalam Al-Kubra,
mengenai keutamaan :"Qul
huwallaahu ahad."
Ummu Kultsum meriwayatkan dari Nabi SAW
10 hadits, di antaranya
sebuah hadits diriwayatkan dalah
shahihain, yang disepakati Bukhari dan
Muslim. Ummu Kultsum binti Uqbah
telah beriman sendirian, tanpa seorang
laki-laki pun di rumahnya. Dia
tinggalkan tempat pingitan dan keamanan
serta ketenangannya di bawah
kegelapan seorang diri. Kedua kakinya berjalan
melalui gunung-gunung dan padang
pasir di antara Mekkah dan Madinah, menuju
tempat perlindungan agama dan negeri
hijrahnya. Dia berhijrah kepada Rasul
Allah SAW kemudian disusul oleh
ibunya yang mengikuti jejak dan berhijrah
seperti dia. Dia tinggalkan para
pemuda dalam keluarganya dan orang-orang
tua mereka yang tetap
terombang-ambing dalam kesesatannya. [Al-Ishaabah,
juz 8, halaman 275].
Kata-kata Ummu Kultsum kepada
Rasulullah SAW akan tetap menjadi
cahaya yang menerangi jalan bagi setiap
wanita muda yang beriman kepada
Tuhannya :"Wahai, Rasulullah,
apakah Anda akan kembalikan aku kepada
orang-orang kafir yang menggangguku,
supaya aku tinggalkan agamaku, sedang-
kan aku tidak bisa bersabar ? Dan
bukankah telah Anda ketahui keadaan wanita
yang lemah ? Sesungguhnya ada
perjanjian yang menyebutkan syarat untuk me-
nolak setiap orang yang masuk Islam
dari Mekkah dan berhijrah ke Medinah,
baik laki-laki maupun
perempuan."
Maka turunlah ayat Al-Qur'an
:"Apabila datang kepadamu wanita-
wanita beriman yang berhijrah, maka
ujilah (keimanan) mereka." Maka Nabi
SAW bersabda :"Demi Allah,
tidaklah kalian keluar, kecuali karena mencintai
Allah SWT dan Rasul-Nya SAW serta
Islam. Kalian tidak keluar karena suami
maupun harta. Apabila mereka ucapkan
itu, maka mereka tidak kembali kepada
orang-orang kafir."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar