ini adalah sebuah tulisan yang saya tulis secara pribadi tertuju kepada Presiden Republik Indonesia Bapak Susilo Bambang Yudhoyono semoga suatu saat bapak dapat membaca tulisan sederhana saya ini,,, amin
Rambutnya mulai memutih
Tanpa terasa sudah hampir menggenapi
10 tahun bangsa ini dipimpin oleh seorang kepalah Negara yang begitu tegar dan
ikhlas dalam melayani masyarakatnya. Saya merupakan salah satu orang yang
mengagumi kinerja dan kebijakan-kebijakan yang salalu bapak ambil. mungkin ada
sebagian orang bilang kalau bapak lamban dalam menanggapi suatu permasalahan
Negara. akan tetapi saya tidak melihat hal itu dalam diri bapak, karena justru
sikap yang bapak pilih sangat bermartabat dan penuh perhitungan, karena saya
yakin strategi seorang Jendral tidak akan perna salah dalam mengambil tindakan.
Yang paling saya kagumi dari dalam diri bapak adalah sikap sabar,keuletan dan
ketegasan yang bapak miliki semua itu dapat bapak atur sesuai dengan
kebutuhannya.
Sepuluh tahun yang lalu aku masih
duduk di kelas 4 sekolah dasar. Pada saat itu aku belum mengerti apa-apa
tentang bangsa ini, yang aku tahu hanyalah belajar dan bermain sama teman-teman
ku pada saat pemilihan presiden kala itu yang aku tahu hanya lah ada dua
persaingan antara Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono aku tidak mengenal
siapa kandidat yang lainya. Dan pesta demokrasi dikampung ku saat itu
berlangsung dengan antusias warga itu memberikan hak pilih nya. Dan senja pun
mulai menghantui itu menandakan hari sudah mulai sore. Kulihat orang-orang
beramai-ramai datang ke tempat pemilihan umum aku tahu kalau saat itu akan
dilakukan penghitungan suara, karena saya sangat senang mendengarkan pada saat
perhitungan suara biasanya anak-anak kecil seperti saya sering di beri makanan
oleh bapak-bapak petugas pemilihan umum. Hari pun mulai tampak gelap dan aku
bersama-sama teman kecil ku pun pulang ke rumah tanpa mengetahui siapa yang
mendapatkan perolehan suara terbantak saat penghitungan suara tadi. Ketika saya
tiba di rumah lalu ibu saya bertanya siapa yang mendapatkan perolehan suara
terbanyak tadi saya menggelengkan kepalah karena tidak tahu siapa yang
memperoleh suara terbanyak karena pada saat saya berada ditempat penghitungan
suara bukan jumlah suara yang saya perhatikan malah saya asik bermain sama
teman-teman kecil ku.
Pada malam harinya aku melihat
bapak-bapak sudah ramai dirumah ku sontak aku kaget kenapa bapak-bapak itu
berkumpul dirumah ku setelah aku perhatikan ternyata mereka sedang mennuggu
hasil perhitungan suara dan siapa yang menjadi pemenang nya untuk menjadi
presiden Republik Indonesia 5 tahun kedepanya. Malam itu aku jadi ikut-ikutan
menyaksikan penghitungan cepat di televisi meskipun aku tidak mengetahui apa
tujuanya. Tanpa terasa jam yang tergantung di dinding sudah menunjukan pukul
19.30 wib tidak biasanya aku seperti ini biasanya paling lama jam 19.30 wib aku
sudah tidur. Tetapi pada malam itu bapak dan ibu ku tidak melarangku untuk ikut
menyaksikan perhitungan suara cepat bersama bapak-bapak yang ada di rumahku.
Mungkin orang tua ku saat itu ingin menyuru ku untuk melihat siapa nantinya
yang akan terpilih untuk menjadi presiden Republik Indonesia 5 tahun kedepan.
Tidak lama kemudian suara gadu terdengar dari bapak-bapak yang ada dirumahku
mereka berteriak mengucapkan selamat kepada bapak SBY yang berhasil mendapatkan
suara terbanyak pada saat itu. Aku juga ikut tertawa ria meskipun aku tidak
mengetahui apa-apa. Nampaknya ada sebagian bapak-bapak yang senang dengan kemenangan
namun ada juga sebagian yang merasa kesal dengan kemengan bapak SBY akan tetapi
aku mengetahui akan hal itu yang aku ketahui pada saat itu adalah yang menang
adalah pak SBY. Setelah bapak-bapak semua nya pulang suasana di rumah pun
menjadi sepi dan aku pun terlelap di depan televisi tanpa mengetahui apa-apa
lagi
Seminggu setelah kejadian malam itu
barulah resmi bahwa pak SBY yang menang pada memilihan presiden Republik
Indonesia kala itu. Hampir setiap hari aku melihat pemberitaan di televisi
tentang kemenangan pak SBY. Tibalah pada suatu hari pidato awal presiden disana
aku melihat betapa gaga dan tanggu sosok presiden Republik Indonesia yang akan
memimpin Bangsa Indonesia 5 tahun kedepanya. Pada saat itu muncul kekaguman
dari dalam diriku atas Presiden yang akan memimpin ku, karena aku diberitahu
sama kedua orang tua ku bahwa seorang presiden itu adalah pemimpin kita dia
akan melindungi kita dan jika ada yang menggangu, kita bisa laporkan kepada
presiden maka dia akan memarahinya. Pada saat itu aku membayangkan begitu
hebatnya seorang presiden dia bisa melindungi aku jika ada yang menggangu ku.
Pada saat pidato awal presiden berlangsung dari ujung kepalah sampai ujung kaki
ku perhatikan pemimpin ku itu. sorot matanya sangat tajam saat sedang berpidato,
ku perhatikan tubuhnya berdiri tegap dalam menyampaikan isi dari pidato nya,
suaranya sangat lantang kala itu yang paling aku ingat adalah rambut hatam
mengkilap tertata rapi membela kepala nya dari kiri ke kanan seolah ia sedang
mengenakan baret kesatuanya. Sampai-sampai saat itu aku ingin rambut ku di
potong seperti rambut pak SBY hal itu di sambut baik oleh bapak ku yang pada
saat itu memotong rambut ku seperti rambutnya pak SBY.
Tanpa terasa sepuluh tahun pun
berlalu dengan begitu cepat tanpa kusadari sekarang sudah di ujung pemerintahan
pak SBY itu menandakan sebentar lagi sosok tokoh nasional yang aku kagumi dari
kecil itu akan segera lengser dari jabatanya. Aku merasa seperti akan
kehilangan orang yang bisa melindungi ku dari ancaman orang lain, aku merasa
nanti aku tidak punya lagi tempat mengadu jika ada orang menggangku seperti
yang duluh bapak dan ibuku bilang kepada ku. Tapi sudah lah mungkin sudah
saatnya pak SBY untuk beristirahat dan menghabiskan sisa umur nya untuk
keluarga karena, hampir separuh umur nya ia habiskan untuk mengabdi kepada
bangsa ini. Air mata ku jatuh tak tertahankan ketika terahir aku melihat pidato
dari pak SBY, sosok yang duluhnya sangat mudah dan gagah kini masa tua nya
sudah mulai kelihatan, sorot matanya yang duluh sangat lah tajam kini telah
berubah menjadi sembab dan memakai kacamata, sosok tubuhnya yang duluhnya tegap
sekarang mulai terlihat membungkuk, rambutnya yang duluhnya hitam mengkilap
sekarang sudah mulai tampak memutih di sana-sini.
Wahai bapak Susilo Bambang Yudhoyono
aku hanya ingin mengucapkan terima kasih banyak atas dharma bakti mu kepada
negeri ini aku tahu engkau menjalankan semua amanah mu ini dengan ikhlas dan
tulus demi mewujudkan tujuan dan cita-cita bangsa ini. Saya sangat berharap
tulisan sederhana ini nantinya sampai ke tangan bapak dan aku ingin bapak
membacanya. Bahwasanya ada salah anak negeri ini yang sangat termotivasi atas
semua yang telah bapak abdikan kepada bangsa ini… Wasalamualaikum Warahmatulahi
Wabarakatu
Salam Perjuangan
!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar