Minggu, 06 Juli 2014

sepucuk surat kecil untuk seorang Presiden Republik Indonesia





ini adalah sebuah tulisan yang saya tulis secara pribadi tertuju kepada Presiden Republik Indonesia Bapak Susilo Bambang Yudhoyono semoga suatu saat bapak dapat membaca tulisan sederhana saya ini,,, amin


Rambutnya mulai memutih

            Tanpa terasa sudah hampir menggenapi 10 tahun bangsa ini dipimpin oleh seorang kepalah Negara yang begitu tegar dan ikhlas dalam melayani masyarakatnya. Saya merupakan salah satu orang yang mengagumi kinerja dan kebijakan-kebijakan yang salalu bapak ambil. mungkin ada sebagian orang bilang kalau bapak lamban dalam menanggapi suatu permasalahan Negara. akan tetapi saya tidak melihat hal itu dalam diri bapak, karena justru sikap yang bapak pilih sangat bermartabat dan penuh perhitungan, karena saya yakin strategi seorang Jendral tidak akan perna salah dalam mengambil tindakan. Yang paling saya kagumi dari dalam diri bapak adalah sikap sabar,keuletan dan ketegasan yang bapak miliki semua itu dapat bapak atur sesuai dengan kebutuhannya.
            Sepuluh tahun yang lalu aku masih duduk di kelas 4 sekolah dasar. Pada saat itu aku belum mengerti apa-apa tentang bangsa ini, yang aku tahu hanyalah belajar dan bermain sama teman-teman ku pada saat pemilihan presiden kala itu yang aku tahu hanya lah ada dua persaingan antara Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono aku tidak mengenal siapa kandidat yang lainya. Dan pesta demokrasi dikampung ku saat itu berlangsung dengan antusias warga itu memberikan hak pilih nya. Dan senja pun mulai menghantui itu menandakan hari sudah mulai sore. Kulihat orang-orang beramai-ramai datang ke tempat pemilihan umum aku tahu kalau saat itu akan dilakukan penghitungan suara, karena saya sangat senang mendengarkan pada saat perhitungan suara biasanya anak-anak kecil seperti saya sering di beri makanan oleh bapak-bapak petugas pemilihan umum. Hari pun mulai tampak gelap dan aku bersama-sama teman kecil ku pun pulang ke rumah tanpa mengetahui siapa yang mendapatkan perolehan suara terbantak saat penghitungan suara tadi. Ketika saya tiba di rumah lalu ibu saya bertanya siapa yang mendapatkan perolehan suara terbanyak tadi saya menggelengkan kepalah karena tidak tahu siapa yang memperoleh suara terbanyak karena pada saat saya berada ditempat penghitungan suara bukan jumlah suara yang saya perhatikan malah saya asik bermain sama teman-teman kecil ku.
            Pada malam harinya aku melihat bapak-bapak sudah ramai dirumah ku sontak aku kaget kenapa bapak-bapak itu berkumpul dirumah ku setelah aku perhatikan ternyata mereka sedang mennuggu hasil perhitungan suara dan siapa yang menjadi pemenang nya untuk menjadi presiden Republik Indonesia 5 tahun kedepanya. Malam itu aku jadi ikut-ikutan menyaksikan penghitungan cepat di televisi meskipun aku tidak mengetahui apa tujuanya. Tanpa terasa jam yang tergantung di dinding sudah menunjukan pukul 19.30 wib tidak biasanya aku seperti ini biasanya paling lama jam 19.30 wib aku sudah tidur. Tetapi pada malam itu bapak dan ibu ku tidak melarangku untuk ikut menyaksikan perhitungan suara cepat bersama bapak-bapak yang ada di rumahku. Mungkin orang tua ku saat itu ingin menyuru ku untuk melihat siapa nantinya yang akan terpilih untuk menjadi presiden Republik Indonesia 5 tahun kedepan. Tidak lama kemudian suara gadu terdengar dari bapak-bapak yang ada dirumahku mereka berteriak mengucapkan selamat kepada bapak SBY yang berhasil mendapatkan suara terbanyak pada saat itu. Aku juga ikut tertawa ria meskipun aku tidak mengetahui apa-apa. Nampaknya ada sebagian bapak-bapak yang senang dengan kemenangan namun ada juga sebagian yang merasa kesal dengan kemengan bapak SBY akan tetapi aku mengetahui akan hal itu yang aku ketahui pada saat itu adalah yang menang adalah pak SBY. Setelah bapak-bapak semua nya pulang suasana di rumah pun menjadi sepi dan aku pun terlelap di depan televisi tanpa mengetahui apa-apa lagi
            Seminggu setelah kejadian malam itu barulah resmi bahwa pak SBY yang menang pada memilihan presiden Republik Indonesia kala itu. Hampir setiap hari aku melihat pemberitaan di televisi tentang kemenangan pak SBY. Tibalah pada suatu hari pidato awal presiden disana aku melihat betapa gaga dan tanggu sosok presiden Republik Indonesia yang akan memimpin Bangsa Indonesia 5 tahun kedepanya. Pada saat itu muncul kekaguman dari dalam diriku atas Presiden yang akan memimpin ku, karena aku diberitahu sama kedua orang tua ku bahwa seorang presiden itu adalah pemimpin kita dia akan melindungi kita dan jika ada yang menggangu, kita bisa laporkan kepada presiden maka dia akan memarahinya. Pada saat itu aku membayangkan begitu hebatnya seorang presiden dia bisa melindungi aku jika ada yang menggangu ku. Pada saat pidato awal presiden berlangsung dari ujung kepalah sampai ujung kaki ku perhatikan pemimpin ku itu. sorot matanya sangat tajam saat sedang berpidato, ku perhatikan tubuhnya berdiri tegap dalam menyampaikan isi dari pidato nya, suaranya sangat lantang kala itu yang paling aku ingat adalah rambut hatam mengkilap tertata rapi membela kepala nya dari kiri ke kanan seolah ia sedang mengenakan baret kesatuanya. Sampai-sampai saat itu aku ingin rambut ku di potong seperti rambut pak SBY hal itu di sambut baik oleh bapak ku yang pada saat itu memotong rambut ku seperti rambutnya pak SBY.
            Tanpa terasa sepuluh tahun pun berlalu dengan begitu cepat tanpa kusadari sekarang sudah di ujung pemerintahan pak SBY itu menandakan sebentar lagi sosok tokoh nasional yang aku kagumi dari kecil itu akan segera lengser dari jabatanya. Aku merasa seperti akan kehilangan orang yang bisa melindungi ku dari ancaman orang lain, aku merasa nanti aku tidak punya lagi tempat mengadu jika ada orang menggangku seperti yang duluh bapak dan ibuku bilang kepada ku. Tapi sudah lah mungkin sudah saatnya pak SBY untuk beristirahat dan menghabiskan sisa umur nya untuk keluarga karena, hampir separuh umur nya ia habiskan untuk mengabdi kepada bangsa ini. Air mata ku jatuh tak tertahankan ketika terahir aku melihat pidato dari pak SBY, sosok yang duluhnya sangat mudah dan gagah kini masa tua nya sudah mulai kelihatan, sorot matanya yang duluh sangat lah tajam kini telah berubah menjadi sembab dan memakai kacamata, sosok tubuhnya yang duluhnya tegap sekarang mulai terlihat membungkuk, rambutnya yang duluhnya hitam mengkilap sekarang sudah mulai tampak memutih di sana-sini.
            Wahai bapak Susilo Bambang Yudhoyono aku hanya ingin mengucapkan terima kasih banyak atas dharma bakti mu kepada negeri ini aku tahu engkau menjalankan semua amanah mu ini dengan ikhlas dan tulus demi mewujudkan tujuan dan cita-cita bangsa ini. Saya sangat berharap tulisan sederhana ini nantinya sampai ke tangan bapak dan aku ingin bapak membacanya. Bahwasanya ada salah anak negeri ini yang sangat termotivasi atas semua yang telah bapak abdikan kepada bangsa ini… Wasalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatu

Salam Perjuangan !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar